Trauma Karena Bercinta


AGEN BLACKJACK ONLINE TERPERCAYA

Sebagai anak tunggal dari keluarga yang bisa di bilang cukup berada, aku terkadang merasa sangat kesepian berada di rumahku sendirian. Memang terdengar klasik, tapi itulah yang aku rasakan saat ini. Umurku bulan depan 18 tahun, tinggiku 165 cm berat 48 kg dengan rambut hitam panjang lurus. Kulitku putih karena aku berdarah Menado campur Belanda, dan aku pernah terpilih sebagai Finalis Cover Girl salah satu majalah remaja terkenal di Jakarta.

AGEN POKER ONLINE TERPERCAYA

Kesepian yang aku rasakan saat itu sangat terasa pada saat aku kembali ke rumah sepulang sekolah ataupun kegiatan les. Papa sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor sebagai Kepala Rumah Sakit swasta di Jakarta dan Mama aktif di yayasan-yayasan dan lembaga- lembaga sosial lainnya. Hampir setiap hari mereka pulang jam 9-10 malam dalam kondisi kelelahan sehingga tiada waktu buatku untuk membagi cerita dan keceriaan sehari-hari dengan mereka.

AGEN CEME ONLINE TERPERCAYA

Di rumah aku tinggal bersama bibi Narsih, yang sudah mulai tua, dan Tarman tukang kebun sekaligus penjaga rumahku yang berumur kira-kira 25 tahunan. Kadang aku agak merasa takut dengan si Tarman ini karena beberapa kali pernah kepergok oleh ku kalau dia sedang mengamati bentuk tubuhku dari belakang. Memang kuakui kalau bodiku cukup proporsional didukung wajahku yang cantik untuk seumuran ABG sekarang ini.

AGEN DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA

Ukuran dadaku tidak terlalu besar hanya (34B) tapi padat dan kencang terlihat montok saja, maklum aku sampai sekarang belum pernah sama sekali berpacaran, jadi belum ada seorang pria pun kuijinkan menjamah milikku itu. Kepada para pembaca, aku akan menceritakan pengalaman yang membuatku trauma dan tidak akan kuceritakan kepada siapa pun (termasuk Papa – Mama ku sendiri), kecuali kepada pembaca untuk mengurangi stressku saja.

AGEN ADU Q ONLINE TERPERCAYA

Hari itu adalah hari Senin, dan aku tiba di rumah pukul 3 sepulang dari sekolah. Aku merasa sangat penat dan capek sekali karena tadi pagi ada mata pelajaran Olah Raga…hhmmfffhh!!! Cape abisss…Pengen langsung tidur rasanya. Seperti biasa rumah dalam keadaan sepi tidak ada orang yang ada 2 orang pembatuku saja, namun sayup-sayup aku dengar seperti ada suara TV dinyalakan di ruang tamu. Rasa heran bercampur penasaran berkecamuk di benakku ingin melihat siapa yang sedang menoton tv itu, nonton TV siang2 bolong begini….Langsung saja aku menuju sumber suara tersebut. Makin dekat makin jelas terdengar desahan dan erangan dari suara TV itu…aku kaget juga…sinetron apaan nih dalam hatiku bertanya-tanya….kok ada suara-2 aneh beginian sih…
wah.. tidak beres nih yang nonton..

Aku mengendap-endap untuk mengintip dari belakang tembok ruang tamu dan aku terkesiap setengah mampus!!! Aku melihat adegan yang belom pernah kulihat seumur hidupku…di TV terlihat seorang wanita bule cantik dalam bugil sedang dikelilingi oleh beberapa pria (telanjang juga lagi!!) dan mulut wanita itu penuh melumat ‘burung’ dari si pria negro yang tinggi besarnya, ihh amit-amit deh!! Keringat dingin mulai mengucur dari kepalaku….disusul detak jantung yang tidak keruan berdetaknya…tapi diluar itu, perasaan aneh menjalar ke tubuhku….bulu kudukku merinding dan anehnya ada perasaan nikmat terasa di selangkanganku…seperti berdenyut gitu…Aku terus mengintip adegan panas itu di TV (yang belakangan kutahu kalo itu filem bokep) sambil bertanya-tanya siapa yang memutar film itu…Papa kah? Ngga mungkin…dia pasti pulang malam…Mama? Lebih ngga mungkin lagi!! lalu Siapa dong yang tengah nonton film itu???

Perhatianku terus tertuju pada adegan film hot itu sambil dipenuhi pertanyaan siapa sih yang memutar film jorok ini…dari tempatku berdiri aku melihat dengan jelas bagaimana si wanita itu mempermainkan alat vital pria-pria itu sambil ia sendiri dimasuki dari anus dan vaginanya….selangkanganku terasa membasah dan jantungku semakin tak keruan detaknya. Sampai akhirnya satu persatu pria dalam adegan itu mengeluarkan cairan putih kental yang banyak sekali membasahi muka, rambut, payudara, perut, dan vagina wanita bule itu…Hffff….aku langsung sesak nafas…sensasi yang kurasakan sukar dilukiskan dengan kata- kata…pertama kali aku melihat bentuk penis dan sperma dari berbagai pria…juga kulihat si wanita bule itu dengan sangat antusias menelan dan menjilati setiap tetes sperma yang membasahi mukanya… Namun yang membuatku makin tersedak adalah ketika kulihat bayangan di cermin ternyata si Tarman yang sedang menonton film itu….dan dia menonton sambil mempermainkan penisnya yang tegang penuh dengan bulu- bulu di sekitar kemaluannya…Haaakk!!!! Aku semakin marah saja.

Untungnya (atau sialnya?) si Tarman keliatannya tidak sadar dengan keberadaanku di balik tembok ruang tamu…langsung saja aku lari ke kamarku…masa bodo si Tarman sadar atau enggak dengan keberadaan aku tadi, abis kayaknya dia lagi asik sama tontonannya (dan tentunya memainkan penisnya!). Eeeh ternyata si Tarman langsung sadar dengan keberadaan ku dan dia langsung mengejarku ke arah kamar…Aku menjerit begitu tahu dia ada di belakangku (si Tarman dalam keadaan ngga pake celana lagi!!)..Jadi dia mengejarku sambil penisnya berayun-ayun mengikuti langkah larinya ke arahku. Aku cepat meraih handle pintu kamarku dan mencoba masuk…sialnya si Tarman bergerak cukup cepat dia juga berhasil meraih daun pintu dan menahan dengan kakinya sehingga aku tidak bisa menutup pintu kamarku sehingga si Tarman berhasil masuk ke kamarkuu!!

Sambil menjerit putus asa aku mencoba menahan pintu sehingga terjadi saling dorong mendorong pintu kamarku…apa daya tenaga seorang tukang kebun ternyata jauh lebih besar dari upayaku menutup pintu kamar ku, sehingga aku terjatuh ke belakang…dan si Tarman berdiri dengan gagahnya (tanpa memakai sehelai celana juga) di hadapanku. “Diam Non! Jangan coba berteriak!! Percuma, di rumah ini cuma ada si nenek tua yang budeg itu jadi dia tidak bisa mendengar teriankan non!!” Aku masih mencoba menjerit sampai satu tamparan keras mendarat di pipiku yang membuatku langsung berkunang- kunang. Begitu aku membuka mata kulihat muka si Tarman begitu dekat dengan wajahku sehingga napasnya yang bau rokok murahan itu tercium menyesakkan hidungku. Sambil mencengkeram leherku dia berkata, “Gue bunuh lo kalo lo coba teriak!”

Kemudian tangannya yang kasar itu mulai menyusup ke dalam kemeja sekolahku dengan sekali sentak lepaslah kancing-kancing kemejaku itu sehingga nampaklah BH-ku yang berwarna hitam dan belahan payudaraku yang montok. Kudengar napas si Tarman menderu deru dan matanya merah penih nafsu menyapu ke payudara dan pahaku yang putih mulus dan montok. Sekilas kulirik penisnya telah menegang memerah kehitaman dengan ujung yang berkilat basah menempel di pahaku…ihhh..jijik sekali aku melihatnya!! “Gilee..ternyata dalemnya sama bagus dengan luarnya…gue isep putting lo yaa..,” katanya serak di telingaku. “Jangann..jangann..tolongg Tarman jangan”, ibaku lemah. Sejurus kemudian kepalanya telah tenggelam di payudaraku dan lidahnya menyapu bagian atas payudaraku karena masih tertutup BH ku yang berwarna hitam

Sekali sentak, lepaslah BH-ku dan payudaraku tidak tertutup lagi oleh BH ku…aku memejamkan mata sambil menangis karena payudara yang aku jaga selama ini telah “diperawani” oleh tukang kebun ku sendiri, bajingan ini orang….dengan kasar dia meremas payudaraku dan mulutnya tak henti-henti mengisap, mengulum, dan menggigit putingku sehingga makin memerah….aku menggeliat antara ketakutan, kesakitan, sekaligus nikmat yang becampur aduk menjadi satu…..entah ilmu apa yang dipakai si Tarman membuat aku merasa lemas tak bertenaga sama sekali untuk melawannya. Badanku didorong ke lantai dan ditindih olehnya, Tarman juga melucuti rokku dan tangannya menerobos masuk ke celana dalamku yang berwarna putih. Aku terjingkat ketika jarinya menusuk klitorisku… “Hhh…asikk banget ni anak…masih perawan lo ya?!” si Tarman terus berbicara sambil terus menjilati leherku, payudaraku, turun hingga ke perut… “Hentikan, hentikan Tarman..!” jeritku.

Jeritanku menyadarkan si Tarman kalau mungkin saja ada orang yang mendengar suara berisik ini. “Diam!!” dia bangkit mengangkangi wajahku, “Isep nih! Kalo nggak gue pukul kepala lo sampai pecah mau lo!” Aku ketakutan setengah mati, melihat kegarangannya terlebih lagi menyaksikan penis hitamnya mengacung di hadapanku. “Cepet masukin ke mulut lo trus lo isep kontol gue!!!” bentaknya menyentakku. Perlahan aku masukkan penisnya ke mulutku…hampir aku muntah mencium bau khas penis yang keluar dari ujungnya…Hueekkhh!!! Tiba-tiba, “Iseppp yang kuattt…jangan cumaa dilomoh ajaaa sialan lo bocah!! Yaa..gituuu…isepppsss teruussss”, kata si bangsat itu. Dia terus mengocok penisnya di mulutku… “Sshhh…ahhh…enakkkkss…tenannn…terussssinnn sayanggg.” Sambil menggerakkan penisnya keluar masuk mulutku, tangannya lincah menggerayangi payudaraku dan memelintir-lintir puting susuku…lama kelamaan syaraf rangsangku tersentuh juga oleh si Tarman bangsat ini.

Si Bangsat itu (sekarang kusebut dia si Bangsat saja ya, karena aku kesal dengannya) menarik penisnya dari mulutku (ahh syukur deh selesailah penderitaanku) tapi dia langsung turun ke arah vaginaku…. “Aaawww….jangan” teriakku kaget setengah mati….dia memegang kedua pahaku sambil mulai menjilati vaginaku yang sudah agak basah… “He..heh..hehe…ternyata kamu terangsang juga ya gadis kecil!?” ledeknya menjijikkan. Sluurrpp…sluurpp..sshhrrpp…bunyi lidahnya diantara vaginaku yang sudah basah karena kenikmatan.

Terus terang saja rasanya ngga pernah aku alami sebelumnya seumur hidupku, kenikmatan yang kualami dengan sapuan lidah si Bangsat ini benar-benar membuatku melayang mabuk kepayang menikmati jilatannya di vaginaku… “Ahhh…sudahh…ahhha….oooww…uuuuu,” aku mulai meracau ngga keruan. Antara sadar dan tidak, aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menikmatinya, “Masak aku kalah dengan si Bajingan ini sih,” kataku dalam hati. “Enak banget rasa memiaw lo!” celetuk si Bajingan. Lidahnya tak henti menyapu ke labia minora dan labia mayoraku… “Aahh…aahhkkss….aaaaahhkkkkk!!!” akhirnya pertahananku bobol juga olehnya…Aku orgasme!!! Gilaaa kataku dalam hati… “He..he..he..gimana enak kan lo?” seringai si Bajingan dengan mulut yang belepotan cairan kewanitaanku.

Sekarang si Bajingan itu berdiri sedangkan aku tergeletak lemas tak berdaya di lantai kamar. “Sekarang giliran gue yang harus klimaks…gue mau ngecretin mulut lo!” kata si Bajingan. Dia mendekati aku dan, “Buka mulut lo!!” sambil menjambak rambut panjangku…tanpa sepersetujuanku dia masukkan lagi penisnya ke mulutku. “Ahhh….ayooo…isepp…pegang dan kocokin sambil elo emut!” perintahnya seperti raja. Dengan lemah aku isap penisnya sambil mengocok penisnya. Aku mulai berpikir, daripada si Bajingan ini merusak keperawananku, lebih baik aku bikin dia puas tanpa penisnya harus merusak selaput daraku. Sambil berpikir begitu, aku jadi bersemangat mengulum penisnya dan menjilati kepala penisnya, “Naaahh…gituuuu bell cah ayu sayangku… maniskuuwww….. aduuuh.. duuu.. duhh… enakkksss… ujungnya sayang…jilat ujungnyaaa”, aku menuruti perintahnya dengan harapan si Bajingan ini cepat-cepat ejakulasi biar gak menjebol selaput darah ku.

Harapanku mulai membayang, ketika gerakan pantatnya makin cepat dan tangannya menjambaki rambut indahku, sambil sesekali menahan kepalaku…aku jadi lebih termotivasi karenanya…kupercepat gerakan mulutku… Tiba-tiba, “Aaahhkkk….gue mo keluar…gue mo keluar,” si Bajingan kelabakan dan… cret.. cret.. crettt.. crett.. crettt.. lima kali semprotan air mani kurasakan menerpa langit-langit dindin mulutku dan langsung meluncur ke tenggorokan… ehhekk.. hekkk!! Aku tersedak tapi kepalaku ditahan oleh tangannya sehingga aku harus menelan air mani Bajingan ini. Terasa agak asin dan kenyel seperti agar-agar… hikkk! “Aaaaaahhh….aahh,” lenguhan panjang si Bajingan menandakan kenikmatan yang tiada tara menerpa tubuhnya. “Ayo jilat!!! Abisin sisa pejuh gue, klo gk lo jilatin gue bunuh lo!!” bentaknya lagi…terpaksa aku menjilati sisa-sisa sperma di kepala penisnya… “Abisin jangan sampe ada sisa di kontol gue!” Aku menelan semuanya sampe penis si Bajingan itu betul-betul bersih dari pejunya seperti abis dimandiin… aneh aku baru tau ternyata setelah dia ejakulasi ukuran penisnya menyusut drastis jadi hanya sebesar ibu jari… hihihi… bentuknya malah lucu.. Setelah menunaikan hajatnya, si Bajingan buru-buru memakai celananya dan bergegas keluar kamarku.

Begitu dia keluar aku langsung mengunci kamar dan termangu di kamar tanpa sehelai benang pun dan sisa sperma yang masih memenuhi kamarku yang berantakan akibat pergulatan tadi sama si bajingan Tarman. Aku bersumpah untuk membunuh Bajingan itu kalau dia bernai berbuat seperti itu lagi, namun aku tidak akan menceritakan pengalamanku ini pada siapa pun termasuk kepada ke dua orang tuaku. Ternyata aku tak tahan juga, maka aku putuskan untuk menceritakan ini pada pembaca. Ternyata hari berikutnya, si Bajingan itu sudah hengkang dari rumahku untungnya tidak ada barang-2 berharga yang dibawanya. Hanya orangtuaku kebingungan dan sempat melaporkan ke polisi karena takut ada barang di curinya. Mereka tidak tahu, dan tidak akan pernah tahu kalau si Bajingan itu telah merampas “harta berharga” anak perempuan mereka satu-satunya.

T A M A T

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar