ADA YANG HILANG


AGEN BLACKJACK ONLINE TERPERCAYA

Sebelumnya, aku mau ngucapin selamat hari jadi dulu buat aku dan pacar aku, Iis, yang kedua tahun tepat 5 juni kemarin. aku bahagia bener, soalnya ini pertama kalinya aku pacaran sampai selama ini. karena kebeneran, dulu aku memang belum pernah punya pacar. Tapi aku bahagia, ini pertama kalinya aku pacaran, dan aku semakin yakin kalau dia bakal jadi yang terakhir buat aku juga. 

Setelah apa yang telah kita lalui selama ini, kayanya aku merasa sama dengan dia. kita memang sama dalam banyak hal, seperti, kita sama-sama suka, kita sama-sama punya orangtua, dan yang terpenting, kita sama-sama suka nonton doraemon. Untuk mencari pasangan yang bakal setia, carilah pasangan yang menurut kita dia itu sama dengan kita, mulai dari karakternya, sampai kekehidupan keluarganya, carilah yang sama. Dengan kesamaan itulah, kita akan mudah mengerti satu sama lain.

AGEN POKER ONLINE TERPERCAYA

Selama aku pacaran dengan Iis pun aku merasa bebas, aku gak perlu harus repot-repot menjadi orang lain hanya demi membuat dia terkesan. aku hanya perlu menjadi diri aku sendiri yang apa adanya dan gak ada apa-apanya. Karena Iis ini termasuk cewek yang bisa nerima cowok apa adanya. Walaupun dia suka doraemon, tapi dia bukan termasuk tipe cewek yang banyak nuntut. Die menganggap kalo kekurangan aku adalah sesuatu yang wajar, dan tidak perlu dipermasalahkan. Karena menurut dia yang terpenting adalah sikap aku yang harus bisa ngejaga perasaan dia.

Di tahun yang kedua ini, banyak sekali kejadian-kejadian aneh aku dengan dia, yang aku coba untuk ingat kembali. aku gali terus memori otak aku sampai yang paling dalam, dan akhirnya aku inget untuk pertama kalinya aku megang tangan dia. waktu itu aku telah pacaran dengan dia selama kurang lebih empat bulan, setelah empat bulan pacaran, aku baru berani megang tangan dia. bayangin, empat bulan pacaran, aku baru berani megang tangan dia. beda banget sama anak muda sekarang, yang baru aja pacaran seminggu, tapi bibir udah monyong-monyong minta cium.

AGEN CEME ONLINE TERPERCAYA

Waktu itu kita berdua sedang ingin menyebrang jalan menuju Blitz megaplex untuk menonton film. Saat itu aku mikir, inilah kesempatan aku untuk bisa megang tangan dia, dan aku harus berani megang tangan dia erat-erat. disaat kita berdua sedang ingin menyebrang, aku langsung bilang ke dia…

“doh, aku pegang tangan kamu ya” kata aku “hanya untuk nyebrang jalan aja kok”

“iya doh” Iis memberi ijin.

Kita berdua pun nyebrang jalan sambil tuntunan, persis seperti di film drama korea, romantis namun sedikit amis.

Sesampainya di seberang, aku langsung melepaskan genggaman tangan kita, tapi baru aja aku ngelepasin genggamannya, dengan sigap Iis kembali megang tangan aku.
“kenapa dilepasin? pegang aja gak apa-apa” kata Iis, sambil memegang tangan aku.
Saat itu aku nggak menyangka kalau Iis akan berani berbuat nekat seperti ini, aku kaget, rasanya ingin sekali aku ngejerit, terus ngomong, IYEEEE!. Tapi aku nggak berani, karena takut dikatain gila.
“iya” jawab aku, singkat. Agar terlihat cool.

Sepanjang perjalanan kita berdua terus saja begandengan tangan sampai ke Blitz megaplex. Walaupun banyak orang yang ngeliatin kita berdua, tapi saat itu aku nggak mempedulikan mereka. Karena saat itu yang ada di pikiran aku hanya satu, aku-bisa-pegang-tangan-dia. dan aku bahagia. Gak perduli orang lain mau menilai kita seperti apa, ketika itu aku nggak ada rasa malu sama sekali, walaupun sejujurnya aku orangnya pemalu, tapi ketika aku megang tangan dia, rasa malu itu langsung hilang.

AGEN DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA

Rencananya untuk merayakan hari jadi kita yang kedua tahun, aku ingin mengajak dia nonton. aku akan ngajak dia nonton film Manusia Setengah Salmon. Sengeja aku milih nonton film itu karena, di film itu banyak sekali adegan lucu yang mungkin bisa ngebuat dia ketawa, dan aku udah riset, kalo kita bisa membuat pasangan kita ketawa, berarti kita sudah bisa mendapatkan dia sepenuhnya.
aku udah mempersiapkan rencana ini sebaik mungkin, bahkan aku udah bilang ke dia kalau aku mau ngajak dia nonton, dan dia terlihat senang.

“serius mau ngajak aku nonton?” tanya Iis, dengan wajah semeringah.

“iya, kamu mau kan?” kata aku.

“mau, mau. aku kan udah lama gak nonton”

“sama aku juga udah lama gak nonton, soalnya tipi di rumah aku rusak. haha”

“haha, lucu!”

aku merasa kalo belakangan ini aku udah jarang ngajak dia maen, nggak seperti di awal-awal kita pacaran yang setiap minggu pasti ada waktu maen. Sekarang ini kita udah mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Kita hanya ketemu di sekolahan aja, tepatnya di jam istirahat. Karena hanya saat itulah kita bisa mengobrol bersama. Mungkin ini yang membuat Iis sangat senang ketika aku ngajak dia nonton.

“eh, kamu inget gak pas pertama kali kita pergi nonton” lanjut Iis, membuyarkan lamunan aku

“inget, pas empat bulan pertama kita pacaran kan?” kata  aku

“iya, lucu ya waktu itu”

“lucu? apanya yang lucu?”

“lucu aja,” Iis memberikan penjelasan “waktu itu kita kan nonton film horor, padahal kan waktu itu       banyak film romantis, tapi kita lebih memilih nonton film horor”

“haha, iya juga, kok bisa ya?”

“mungkin saat itu kita tidak terlalu mempedulikan apa-apa, karena kita sudah terlalu senang bisa           pergi nonton”

“iya juga ya, waktu itu aku merasa jalan berdua dengan kamu aja udah seneng banget”

“hemm.. aku kangen kita yang dulu”

“iya aku juga.”

AGEN ADU Q ONLINE TERPERCAYA

Sekarang aku baru sadar, kalau dulu itu kita berdua sangat romantis. Kalau mau kemana-mana kita harus rela naik angkutan umum, karena dulu itu aku belum punya kendaraan. Padahal dulu itu aku merasa kalau cara pacaran kita itu kaya anak kecil, tapi justru sekarang aku merasa kalau yang kaya anak kecil itulah yang aku inginkan saat ini. bukan hanya menaiki angkutan umum aja, ketika makan pun kita sering banget makan satu piring berdua, walaupun aneh, tapi itulah yang aku kangenin saat ini. kalau sekarang kayanya kita gak mau lagi naik angkutan umum bila mau pergi main, atau tidak mau lagi makan sepiring berdua, apabila kita tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli dua piring makanan, kita lebih tidak memilih untuk makan.

Dari semua nostalgia yang aku inget itulah, nantinya disaat aku akan pergi bareng dia, aku akan melakukan berbagai hal yang dulu pernah aku lakuin. aku akan mencoba memegang tangan dia lagi saat sedang jalan, aku mau mencoba makan sepiring berdua lagi dengan dia, dan aku juga mau bilang kalau aku sayang banget sama dia, persis seperti waktu pertama kali aku nembak dia.

Tepat di hari kita akan pergi nonton, aku menjemput dia.
Setelah sampai, dan saat aku melihat dia, aku merasa kalau malem itu dia terlihat dewasa sekali, dia mengenakan celana jeans warna crem dengan blazer hitam, dia terlihat cantik dan dewasa dengan pakaian itu. Sedangkan aku, aku hanya memakai pakaian seperti anak kecil, yaitu sendal jepit dan celana cino sama baju kerah warna biru. aku jadi merasa kalau sedang jalan dengan majikan sendiri malam itu.

“kamu kok lama nyusul aku nya, nanti filmnya keburu mulai loh” kata Iis, sambil naik ke atas motor.

“maaf ya, tadi aku nganter ibu dulu soalnya” aku memberi alesan.

“ya udah gak papa”

“kamu keliatan dewasa malam ini” kata aku, mencoba menilai cara berpakaian dia.

“iya tah doh, tapi kamu suka kan?”

“oh suka, suka banget. Jadi terlihat beda aja kamunya”

“makasih ya, kamu juga terlihat keren kok”

“ah yang bener” aku mulai ge-er, sambil senyum sendiri.

“iya kalo dibandingin sama anak kecil di depan rumah aku, haha”

“hahah.” aku malah sok-sokan ketawa, padahal hati menangis.

aku udah berencana ketika nanti disaat kita telah sampai tujuan, dan telah turun dari motor, aku akan langsung gandeng tangan dia. dan aku juga berencana untuk ngajak dia makan dulu sebelum nonton. aku akan makan bareng dia sepiring berdua. Setelah itu aku akan ngomong ke dia, kalau aku sayang banget sama dia. pokoknya, semua rencana itu harus aku lakuin.

Sesampainya di tempat tujuan, dan motor telah terparkir. aku yang tadinya berencana untuk megang tangan dia, ternyata gagal, karena saat itu ramai sekali orang, membuat aku malu untuk megang tangan dia. terus disaat aku mau ngajak dia makan, lagi-lagi gagal. Karena film yang akan kita tonton itu ternyata sudah mau mulai. Dua rencana yang telah aku persiapkan pun gagal total. Semua ini semakin diperparah dengan kita yang kebagian tempat duduk paling depan saat nonton nanti. aku yakin kalo nanti pas udah selesai nonton mata aku akan keluar, dan leher aku akan berputar 180 derajat, karena kedeketan nontonnya.

“gak papa ya doh nontonnya paling depan?” tanya aku.

“ya udah doh gak papa deh” jawab Iis, pasrah

“coba kita datengnya lebih awal ya”

“kamu si kelamaan”

“iya iya maaf. Ya udah yuk masuk”

“iya”

Setelah berada di dalam bioskop, dan film telah diputar. Kita berdua pun mulai menikmati suasana yang tercipta. Sesekali kita ketawa dengan satu adegan yang kita anggep lucu, dan sesekali aku melihat ke arah dia. ketika itu aku merasa seneng bener karena telah memberikan dia kebahagiaan, walaupun hanya sedikit. aku pegang tangan dia erat-erat, dan dia ngebales pegangan tangan aku, terus kepala dia direbahkan tepat di atas pundak aku. aku merasa, kalau inilah yang aku cari selama ini, sudah jarang kita mendapat kesempatan untuk sedekat ini. sebab itulah aku mau menikmatinya sebaik mungkin.

Ada satu adegan di film itu yang nanti akan aku tiru, yaitu disaat si Dika mengantar Patricia pulang, terus setelah sampai di rumah Patricia, Dika langsung ngomong makasih ke Patricia untuk malem ini. Patricia hanya tersenyum ketika Dika ngomong seperti itu. Dan aku menganggap itu satu hal yang romantis, dan aku akan menirunya nanti ketika aku nganter dia pulang.

Setelah lebih dari satu jam, akhirnya film itu berakhir. Dengan begitu pegangan tangan kita berakhir juga. Kita langsung keluar dari ruangan bioskop, dan langsung menuju tempat parkir. aku sadar saat itu, kalau aku hanya berani megang tangan dia disaat orang lain tidak ada yang melihat. Kita berjalan bersampingan sambil sesekali ketawa karena teringat adegan lucu di film tadi.

Di atas motor, kita berdua hanya diem-dieman, sekarang Iis memeluk badan aku dari belakang dengan kepala yang kembali ditempelkan di pundak aku. sepertinya saat itu Iis sudah terlalu lelah, karena waktu pun sudah menunjukan pukul sepuluh malam, yang bagi kita itu sudah terlalu malam. Banyak sekali yang aku fikirkan saat itu di atas motor, sesuatu yang aku anggap telah hilang dari cara kita berpacaran. baik dulu dan sekarang, aku udah merasa beda. Tidak ada lagi yang namanya pegangan tangan saat berjalan, tidak ada lagi makan sepiring berdua. Satu hal yang masih tersisa sampai saat ini adalah, aku masih sayang sama dia, begitupun sebaliknya. aku merasa kalau kita mungkin sudah terlalu dewasa, sehingga kita tidak perlu lagi memperlihatkan kemesraan di depan orang banyak, hanya kita berdua sajalah yang tau bagaimana kita.

Sesampainya di depan rumah Iis, setelah dia turun dari motor aku langsung ngomong seperti di film tadi…

“makasih ya doh untuk malem ini” kata aku, menirukan Dika di film tadi.

“ye, kamu niruin adegan di film tadi ya” sahut Iis “huu gak kreatif” ternyata Iis sudah hafal bener         dengan cerita film tadi. aku sempet malu saat itu, aku diem sebentar memandang mata dia, lalu           ngomong lagi.

“tapi serius Kamu, aku seneng banget malem ini” lanjut aku.

“yang bener?” tanya Iis.

“iya beneran, makasih ya udah mau nemenin aku malam ini. Aku sayang banget sama kamu” kata         aku, berharap Iis tidak nangis setelah mendengar kata-kata itu dari aku.

Iis hanya senyum, dia tidak membalas kata-kata yang tadi aku ucapkan, dia hanya memandang tajam ke dalam mata aku, seolah memberi tahu kalau dia juga sayang sama aku dan dia bahagia malam ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar