Ngentot Kilat

Ada Rumah yang garasinya difungsikan sebagai toko,atau mungkin lebih tepat disebut warung, itu tampak sepi. Tidak banyak barang yang dijual. "Cuma buat sambilan saja dik Pras, dari pada bengong" jawab pemiliknya waktu aku tanyakan kenapa jualannya tidak di lengkapi sekalian.Dia ibu beranak satu.Berkulit kuning langsat dengan wajah biasa-biasa saja meskipun tidak dapat dikatakan jelek.Suaminya bekerja pada satu instansi pemerintahan.Pergi pagi pulang malam.Usia suaminya kutaksir empat puluhan umurnya,tapi kepalanya sudah agak botak.Kata orang sih,kalau botak didepan berarti dia pintar.Kalau yang botaknya belakang dia pemikir.Lha ini botaknya mulai depan sampai belakang,berarti dia fikir dia pintar dong! 

Ah,ngapain jadi menceritakan suaminya?!

Dia bernama Maryati. Bermata sayu berwajah sendu. Kesehariannya wanita berpayudara besar itu berdandan ala kadarnya saja.Sering berbaju terusan yang longgar dibagian lengan. Ini yang aku suka dari dia. Saat dia mengambil rokok dietalase,karena letaknya tinggi tentu tangannya terangkat.Nah aku jadi tahu kalau bulu ketiaknya lebat. Benarlah kata pepatah rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput dirumah sendiri. Dan Rumput ketiak Maryati lebih hijau eh maksudku lebih lebat dari istriku yang dirumah.

AGEN CEME ONLINE TERPERCAYA

Aku laki-laki berpengalaman dalam urusan merayu wanita-wanita bersuami untuk membawanya keatas ranjang. Sederhana saja, beri pujian pada sekecil apapun kelebihan yang ada padanya, kecuali berat badan. Lalu sentuh tangannya dan lihat reaksinya. Kalau matanya melotot ya sdh, cari yang lain. 

Gaya seperti ini kuterapkan juga pada Maryati. Setiap hari kusempatkan beli rokok diwarungnya. 

"Mbak Maryati ini asli mana sih?"tanyaku sambil menunggu kembalian uang darinya. 

'Malang.memang kenapa dik par?"

"Ooo Malang,makanya kulitnya putih banget sih !" 

'masa sih? biasa aja kok dik pras" katanya dengan senyum sambil melihat kearah kulit lengannya. Sepertinya bangga nih. 

Uang kembalian kuterima dengan menyentuh tangannya seperti tak sengaja. Tak ada reaksi dari wanita ini 

Besoknya aku kembali lagi: 

"memang umurnya berapa sih mbak?" Pancingku 

''Tiga enam.memang kenapa?" jawabnya sambil menatap kearahku 

"Ah yang bener!saya kira baru dua lima-an'' 

"masa seh?'' 

Dia tersenyum bangga lagi. hidungnya kembang kempis. pikirku kena kau jebakan betman!

Sejak itu aku semakin berani untuk Menyentuh tangannya tanpa harus berpura-pura tak sengaja lagi untuk ambil kembalian. Ia hanya tersenyum, tanpa berusaha menarik saat kugenggam. Dan matanya yang sayu itu bagai mengundang kemaluanku berdiri keras dibalik celana dalamku. Aku meremas tangan halusnya sampai akhirnya dia berkata 

"Jangan ah,nanti dilihat orang dik pras"

Aha!Dia hanya takut dilihat orang saja. Bagaimana kalau kedalam rumah aja mau gak. Tutup rapat pintu juga tirai jendelanya agar tak ada yang melihat. Tentu ia akan membiarkanku berbuat lebih dari sekedar menggenggam tangannya. Ini hanya soal kesempatan saja. Kesempatan yang datang dua hari kemudian,dan dia yang menciptakan kesempatan itu.

Pagi itu istriku sudah berangkat kerja seperti biasanya. Aku masuk kerja siang. Kulihat toko Maryati tutup tapi pintu rumahnya terbuka.Dia tampak duduk diteras rumahnya. 

"kok tutup?" tanyaku.Mata lirik kiri lirik kanan, sekeliling tak ada orang yang melintas.

'Lagi malas aja nih dik pras. Tapi kalau perlu rokok bisa aku ambilkan kok kedalam! "tawarnya sambil langsung berdiri dan berjalan kearah pintu samping yang memang tembus ketokonya. Aku rasakan ini sebuah isyarat. Sekali lagi menoleh kiri kanan memastikan keadaan aman.Segera aku menyusulnya masuk kedalam tokonya, berdiri dibelakangnya,menatap pinggul dan bongkahan pantat yang besar dibalik baju terusan longgarnya itu. Ia masih membelakangiku, dia berusaha membuka etalasenya. Ia tahu aku begitu dekat tapi ia membiarkannya. Rambutnya yang tidak terlalu panjang diikat memperlihatkan tengkuknya yang putih dan berbulu halus itu. dan aku mengecupnya. Dia menggelinjang menerima kecupanku. Aku makin tidak tahan untuk memeluk tubuhnya hingga tersentuhlah bagian pantatnya oleh penisku yang sudah berdiri tegang. 

"Jangan Dik ah sshh''

"Jangan dari belakang maksudnya, hehehe.."bisikku ditelinganya. Kini dua tanganku menyelinap dari bawah ketiak untuk bekerja pada dua gunung kembarnya..Ia makin bergelinjang kenikmatan, semakin giat aku meremasnya buah dadanya itu yang besar. 

"Payudaramu kenyal mbak, aku ingin netek jadinya nih" 

"Punya istrimu lebih kenyal. kan masih muda. Aduh...geli dik, tapi enak'' 

"Lebih kenyal yang ini. sungguh.Ayo kekamarmu mbak!" 

"Jangan,sebentar lagi anakku pulang.salahnya kenapa nggak dari tadi kamu kesininya!" 

'lha tukang sayur..."tak kulanjutkan ucapanku.ini bukan waktunya berdebat,tapi waktunya membalikkan tubuh Maryati.Kami berhadapan kini.Matanya terpejam,bibir sensual tanpa seksi itu merekah.Segera kulumat bibirnya dan ia membalasnya dengan panas dan bergairah. Lidahku menjelajah rongga mulutnya,mengait lidahnya. Ia bagai kesulitan bernafas. Lalu kulepas untuk kemudian beralih pada lehernya, kuangkat lengannya, lalu lidahku menempel pada ketiaknya yang selama ini hanya dapat kucuri-curi pandang. Kujilati rumput lebat berbau khas itu, Maryati kegeliaan.Pindah kini pada payudara montoknya. Dua kancing kubuka,cukuplah,tanganku bisa merayap masuk langsung kebalik bh nya.Langsung kusingkap tempurung kain itu,tampaklah puting susu yang kecoklatan dan tegak.Kulumat dengan rakus dan Maryati mendesah 

"ohhh..sshh..'' 

Aku terus mengelitik dan melumat buah dadanya itu yang besar,sementara sebelah tanganku merayap kebawah,pada selangkangannya.'waduh bos, ada penutupnya,tebal lagi!'lapor tanganku pada otak.Otakku merespon cepat diplorot!!.Lidahku protes'aku belum puas bos,puting satunya belum di jelajahi.."."jilat vaginanya,bodoh!''nafsuku menyela dan otak mendukung"Ya ya ya,waktu kita tidak banyak lagi!

Segera aku berlutut diantara kaki Maryati. Kunaikkan setinggi mungkin bagian bawah gaun terusannya sampai aku dapat melihat selangkanganya.glek!aku menelan liur.Penutupnya telah kutarik, alangkah menggairahkan pemandangan didepanku kini.Vaginannya begitu tembam sedang rambutnya seperti dugaanku, hutan belantara yang sangat lebat! 

Maryati tetap berdiri,mengangkang,memberi kemudahan lidahku bermain sirkus diarena yang sempit namun basah itu. 

"nghhh....ohh..sshh'' 

lamat kudengar Maryati merintih. Aku terus dan terus menjilat bahkan menelan lendir vaginanya. 

"Sudahh dik pras, aku ga tahan lagi nih..''Ia menggigil, menarik kepalaku dari pangkala pahanya.Lalu dia berbalik,vberisyarat agar aku segera memasukinya dari belakang. 

Maryati berdiri dengan setengah menungging.Kedua tangannya bertumpu pada pinggiran etalase.Aku hanya menurunkan celanaku sebatas lutut,lalu mengarahkan adik kecilku pada belahan yang mengintip dari bawah pantat besarnya.jleb..jleb...jleb aku langsung menggempur celah yang sempit itu. Maryati merintih dan mengerang tertahan,begitu juga aku. Kemudian dia lebih menunggingkan lagi pantatnya,sedang kakinya menjinjit oh..makin dalam penisku masuk. 

"Duh enaknya...terus dik..ohhhh...lebih keraas!" 

plak,plak,plak, pantatnya tertampar tampar hempasan pinggulku yang kian menggila. 

''ooh... enak oohh,,, enak legit sekali Maryati..nghhh...." 

"ouhh cepetan dik...aku mau keluar nih'' 

Aku makin mempercepat gerakanku,karena akupun hampir ejakulasi. Kucengkram pinggulnya, lalu dengan satu sentakan panjang dan dalam menyemburlah lahar kejantananku dalam lubang surga kenikmatannya itu. 

Maryati cepat-cepat menarik diri.Memakai kembali celana dalamnya yang tadi berserakan dilantai.Aku menaikkaan celana dalamku dengan malas-malasan.Kedua kaki masih terasa lemas sedikit gemetar ketika Maryati berkata''Nih rokoknya,cepat keluar nanti anakku keburu pulang nanti!''.Aku menjelang pintu ketika dia bersuara lagi"Eh dik,duitnya belum!" 

Maryati....oh Maryati!

T A M A T