Menikmati Tubuh Istri Temanku


AGEN BLACKJACK ONLINE TERPERCAYA

Waktu itu hari minggu aku (Raka, 25 tahun) sudah janjian dengan temenku yang bernama Ferry (26 tahun) mau jalan ke rumah temen-temenku semasa kuliah tempo dulu. Ferry adalah salah satu temen kuliahku dulu, dan kini udah berkeluarga sementara aku masih bujangan. Tapi sejak setaun pernikahaannya dengan Shinta (22 tahun) masih belum juga di karuniai momongan. Shinta adalah adik tingkat kami semasa kuliah dulu.

Ferry saat ini tengah tinggal di rumah mertuanya (keluarga Shinta) di sebuah ibukota propinsi. Makanya sore itu aku jemput dia di rumah Shinta. Tapi setibanya di rumah Shinta, Shanti bilang kalau Ferry baru saja pergi nganter ibu dan bapak mertuanya ke rumah saudaranya untuk sebuah keperluan. Shinta sendiri nggak ikut lantaran sore itu dia ngedadak agak meriang.

"Di tunggu aja dulu deh, Jo, paling sebentar lagi Ferry juga pulang" kata Shinta padaku. Karena sudah terbiasa main ke rumahnya, akupun langsung saja nyelonong masuk ke ruang tv. "Kamu sendirian aja nich Shin di rumah. Mana pembantu lu itu?" tanyaku sambil langsung rebahan di karpet biru di depan tv. "He-eh nich, tadinya aku mau ikut sama Mama. Tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba meriang gini. Si Ani (pembantutnya) lagi pulang kampung tuh," ujar Shinta sambil membawakan aku minuman hangat yang dia ambil dari dapur.

"Lu masuk angin ya Shin?" tanyaku sambil meminum segelas teh hangat yang disediain Shinta padaku. "Minum obat dong Shin," kataku lagi sambil ngeliat ke arah Shinta yang duduk bersila di atas kursi, sementara aku masih rebahan di karpet. "Atau dikerokin tuh, biar anginnya pada keluar," kataku sambil bercanda.

AGEN POKER ONLINE TERPERCAYA

"Maunya sih, tapi si Ani-nya lagi nggak ada nich," kata Shinta. "Suami lu dong suruh ngerokin" kataku lagi. "Huu boro-boro mau ngerokin, suruh mijatin ajapun males-malesan gitu," ujar dia. "Gua yang ngerokin mau nggak?" kataku bercanda. "Mau sih, tapi malu ah," Shinta tertawa geli. "Ngapain mesti malu sama gua, gua kan temen suami lu sendiri jadi ngapain malu segala." kataku sambil nggak yakin kalau Shinta bener-bener mau kukerokin. "Nggak ah, nggak mau dikerokin. Pijitin aja deh Jo itu pun kalau lu mau sih. Ntar gua bingung ditanya Ferry siapa yang ngerokin." pinta Shinta sambil terkekeh.

Aku langsung nyuruh dia duduk di lantai nyandar ke kursi. Sementara aku duduk di kursi tepat di belakang punggungnya Shinta. Shinta dan aku nggak ada perasaan apa-apa, makanya dia mau aku yang mijatin. Sambil ngobrol ngarang ngidul, aku terus mijatin pundak sama leher bagian belakang Shinta. "Ke bawah dikit dong Jo. Ke punggungnya disitu sakit banget." pintanya sambil ngegeser duduknya agak maju. Aku nurut aja, sambil terus mijatin dia yang sambil nonton tv.

"Lu lepasin tali BH-nya dong, ngehalangin nih," kataku. Shinta langsung ngelepas BHnya dan ngeletakin begitu saja di sampingnya di hadapan mukaku. Aku mulai mikir yang ngeres-ngeres saja pas ngeliat BHnya Shinta segede gitu. Aku ngebayangin berarti gede juga yang ada di dalam BH itu. "Aku sambil tiduran ya Jo." pintanya sambil terus telungkup di atas karpet di depan tv. Aku pun turun dan duduk disamping tubuhnya. Aku mulai mandangian pantatnya yang montok itu, lalu turun ke bagian pahanya yang terlihat putih karena Shinta waktu itu cuma pake celana pendek doang celana yang hanya sepaha.

AGEN CEME ONLINE TERPERCAYA

Tanganku mulai kupermainkan agak nakal sedikit, sambil berharap ngeliat reaksi Shinta bagaimana. Persis di dipunggung dibelakang bagian tetenya, aku mulai sedikit nakal memainkan jari-jemariku. Kuturunkan sedikit jari-jariku supaya meraba sedikit saja bagian sisi tetetnya itu. "Geli akh Jo," ujarnya tapi diam saja. "Kena ya? Sorry deh Shin aku gak liat, aku liat TV terus dari tadi" ujarku pura-pura kaget. Shinta diem aja dengar jawabanku itu.

"Shin, buka aja deh kaosnya," pintaku. "Nggak ah, ntar Ferry dateng gimana bisa bahaya nanti kalau Ferry tahu?" tanyanya ragu. "Ya cepet-cepet di pake lagi dong ntar kalau Ferry pulang." jawabku singkat. Agak sedikit malu kulihat wajah Shinta ketika dia duduk sebentar dan membuka bajunya dan cepat-cepat telungkup lagi. Pikiranku saat itu bener-bener sudah tidak karuang banget. Ingin rasanya aku memeluk Shinta dan merasakan hangatnya tubuh istri temenku sendiri. Tapi aku malu.

Dengan sedikit ragu, aku mulai memberanikan diri untuk meremas bagian pinggir tete Shinta dari belakang. Shinta terlihat agak kaget melihat kenekatanku, tapi dia diam saja. Malah sedikit-sedikit Shinta membiarkan jari-jariku nyelusup makin meremas tetenya itu. "Geli Joo akhh,,," Shinta agak mengerang. "Sorry ya Shin, aku bener-bener nggak tahan pengen megangin tetek kamu," kataku agak gemetar. "Nggak apa-apa kan Shin, Sorry ya," kataku semakin gemeteran. Shinta begitu mendengar pertanyaanku itu, tanpa kusangka menggeleng pelan.

Nafsuku yang semakin meningkat, tak mampu lagi aku tahan lama-lama. Kuraih tubuh Shinta agar sama-sama duduk dan kubalikan badannya agar berhadapan denganku. Cepat-cepat aku tempelkan bibirku ke bibir Shinta. Shainta yang masih keliahatan kaget melihat kenekatanku, terdiam dan mulai bereaksi dengan membalas ciumanku.

AGEN DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA

Seperti orang kesurupan, kami yang sama-sama sedang nafsu besar dengan cepat saling menjilat bibir kami masing-masing. Tanganku pun dengan cepat meremas tete Shinta sementara tangan Shinta terus mengusap-ngusap bagian punggungku yang kini sudah telanjang dada. Kuraih tubuh Shinta agar berdiri. Dan dengan satu tanganku, ku tarik celana pendek Shinta agar melorot turun ke bawah. Shinta tak diam begita saja ketika tanganku sudah menarik celana pendeknya termasuk CD-nya juga. Dia dengan gugupnya membuka kancing celana jeanku dan menarik turun resleting celanaku. Aku membantunya dengan menurunkan sendiri celana dalam dan jeanku hingga kami sama-sama telanjang saling berpelukan dalam posisi masing-masing berdiri.

"Masukin ya Shin," pintaku ketika tangan Shinta dengan ganasnya meremas-remas kontolku yang sudah sangat tegang itu. Shinta hanya mengangguk pelan ketika Mr.P ku kuarahkan kebagian selangkangan Shinta yang sudah sangat basah itu.

"Shhhh,,,, akkhhh.." Shinta mengerang. "Ahhhh,,, cepetan Jo, ntar Ferry keburu pulang nih,,," katanya sambil terus merenggangkan selangkangannya. "Ahhhhh,,, Shiinnnn...." kataku tak tahan merasakan kocokan tangan Shinta di Mr.P ku. Dengan posisi terus berdiri, Mr.P ku kini sudah tepat di depan memek Shinta yang basah kumup itu. Pelan-pelan kumasukan dengan bimbingan tangan Shinta. "Pelan-pelan Jo,, ahhhh,,,,ahhhhh,,, Joooooo......." Shinta mendesah sambil memelukku erat sekali ketika Mr.P ku mulai menancap ke dalam vagina itu.

"Shiiiiin,,,,, ahhhh,,,, ahhhh,,,,," erangku merasakan nikmatnya menyetubuhi istri temanku ini. "Cepat Jooo,,, cepetin lagi keluar-masukinnya Jooo,,,,,," Shinta merengek seperti seorang bayi yang minta cepat-cepat disusui oleh ibunya. "Iya Shiiiin,,, segini enak Shiinn,,," tanyaku sambil kuisapi lidah Shinta yang menjulur-julur keluar dari mulutnya. Shinta hanya menganggung mengiyakan pertanyaanku.

"Jooo,,,, aku mauu keluar Joo,,,, lebih cepet lagi Jooo terus Jooo,,,, akkhhhh...." pinta Shinta sambil tubuhnya menggelinjang kekiri-kekanan. Aku yang sebenernya juga sudah pengen keluar, semakin mempercepat kocokan Mr.P ku keluar-masuk vagina Shinta yang seluruh tubuhnya sudah kelihatan menegang hebat akibat menikmati permainanku.

AGEN ADU Q ONLINE TERPERCAYA

"Aaauuuu,,,,, Jooo,,,, aku keluar Joooo,,,,," Shinta meregang sambil menggigit pundakku. "Aku juga Shiiiiiinn,,,," kataku juga hampir bersamaan. Kupeluk tubuh Shinta yang kelihatan sangat kecapaian, Shinta tersenyum kepadaku ketika keningnya aku cium. "Makacih ya Jo,,," bisiknya sambil senyum-senyum. "Iya, makasih juga Shin,,," kataku sambil terus kupeluk dia.

Lama kami saling berpelukan masih dalam keadaan telanjang sambil duduk di depan TV di atas karpet. Tiba-tiba Shanti meraih BH dan kaosnya. Dengan manjanya, dia minta dipakaikannya olehku. "Pakein dong Joo,, ntar keburu dateng suami gua lho." pintanya. Aku langsung memakaikan BH dan kaosnya sambil tanganku mencari-cari kesempatan untuk meremas lagi tetenya yang sudah sedikit mengendur lagi. "Udah ah,,, besok-besok kan bisa lagi Jo..."

Kini kami sudah saling memasang pakaian masing-masing, tapi kami sepertinya masih tak ingin terpisahkan. Kami masih saling berpelukan di atas kursi ketika suara mobil Honda Jazz yang dikemudikan Ferry terdengar memasuki halaman. Shinta buru-buru bangkit dari pelukanku. "Ferry pulang Jo," bisiknya padaku. Sambil bangkit, dia sempat mencium pipiku sekali saja. "Besok-besok lagi ya Joo,,," katanya manja. Aku hanya mengangguk sambil merhatiin Shinta yang terus berlari ke arah pintu depan.

Aku masih duduk sambil nonton TV ketika Ferry masuk dan menyapaku. "Yuk, langsung cabut Jo. Anak-anak sudah pada nungguin nih. Lu sudah lama ya? Sorry aku nganter mertuaku dulu tadi," katanya tanpa kutanya. Shinta yang denger itu bilang "Iya tuh, si Jojo sudah dari tadi nungguin kamu yank. Buruan sana pergi, nanti keburu bubaran deh acaranya," kata Shinta sambil menggandeng tangan suaminya dengan mesra hingga ke pintu depan rumahnya..

Pada hari-hari berikutnya ketika ada waktu luang dan di rumah Shinta kosong atau di rumah ku tidak ada orang kami sering melakukan hal ter sebut di rumah aku kadang-kadang di rumah Shinta, tanpa sepengetahuan oleh Ferry, kami sangat menikmati sekali dengan permainan kucing-kucingan ini karena menantang sekali buat kami berdua.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

bintang mengatakan...

UNTUK PEMESANAN SILAHKAN KLIK DIBAWAH INI !!!



Cara Membesarkan Penis Cepat



Pembesar Penis Terbaik Dunia



Vimax Obat Pembesar Penis



Obat Perangsang Wanita Terbaik



Obat Perangsang Wanita Termurah



Permen Cinta Perangsang Wanita



Boneka Sex Full Body



Alat Bantu Sex Vagina Getar



Obat Kuat Viagra USA



PESAN SEKARANG !!! CALL/SMS : Telkomsel : 0821 3349 1007 - XL : 0819 0138 6597

Posting Komentar